• WEBSITE BELAJAR UNTUK MEMERDEKAKAN DIRI
  • Where Tomorrow's Leaders Come Together

Pertanyaan Merupakan Jendela Pembelajaran yang Menghidupkan Kelas

Sebagai pengawas sekolah yang kerap mendampingi guru dalam praktik nyata di ruang kelas, saya menyaksikan satu pola yang konsisten muncul dari para pendidik yang berhasil membangkitkan rasa ingin tahu siswa: mereka bertanya.

Bukan sekadar menguji pemahaman, pertanyaan yang mereka lontarkan menjadi alat untuk:

Menggali pemikiran terdalam siswa

Mendorong dialog dua arah, bukan monolog guru

Menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk berpikir kritis dan reflektif

Saya menyebut ini sebagai praktik baik yang sederhana namun berdampak besar. Ketika guru mulai dari pertanyaan, bukan jawaban, mereka mengundang siswa untuk menjadi penjelajah, bukan hanya penerima informasi.

Pertanyaan yang efektif bukan selalu rumit. Justru, yang paling kuat adalah yang kontekstual, terbuka, dan mengundang refleksi:

  • “Apa yang kamu pikirkan saat membaca ini?”
  • “Bagaimana pengalamanmu berkaitan dengan topik ini?”
  • “Jika kamu menjadi tokoh ini, apa yang akan kamu lakukan?”

Murid Gen Z tumbuh di tengah arus informasi yang cepat, visual yang dominan, dan budaya interaktif. Maka, pertanyaan yang efektif untuk mereka perlu:

  • Kontekstual dan relevan Hubungkan dengan isu nyata, tren, atau pengalaman sehari-hari mereka. Contoh: “Apa pendapatmu tentang konten yang viral minggu ini?”
  • Mengundang opini, bukan hanya fakta Gen Z ingin didengar, bukan diuji. Contoh: “Kalau kamu jadi pemimpin sekolah, apa yang akan kamu ubah?”
  • Visual dan interaktif Gunakan gambar, meme, atau video pendek sebagai pemicu pertanyaan. Contoh: Tunjukkan ilustrasi lalu tanya: “Apa yang kamu tangkap dari gambar ini?”
  • Berani membuka ruang ketidakpastian Gen Z terbiasa dengan kompleksitas. Pertanyaan yang tidak punya satu jawaban benar justru memicu refleksi. Contoh: “Apakah semua orang harus setuju untuk bisa bekerja sama?”

Dalam dunia pendidikan yang terus berubah, kemampuan bertanya adalah keterampilan masa depan. Guru yang bertanya bukan hanya mengajar, mereka membentuk cara berpikir.

Kuncinya bukan hanya pada isi pertanyaannya, tapi pada niat di baliknya: apakah kita ingin menguji, atau mengajak berpikir? (Irene)

Komentari Tulisan Ini