Tantangan Daerah vs. Teknologi, Bagaimana Indonesia Bisa Jadi Pusat Inovasi Pertanian Berbasis AI me

Gambar : Ilustrasi Petani memanfaatkan IoT
Dalam era kemajuan teknologi, muncul anggapan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat menggantikan berbagai sektor, termasuk pertanian dan sumber daya air. Namun, kenyataannya, bidang ini tetap memegang peranan utama yang tidak tergantikan karena melibatkan aspek keberlanjutan, keberagaman hayati, dan kebutuhan manusia yang mendasar. Contoh nyata yang menunjukkan pentingnya sektor pertanian dan air adalah investasi yang dilakukan tokoh seperti Bill Gates dan Mark Zuckerberg, yang mulai melirik pertanian sebagai masa depan investasi mereka. Sementara itu, Elon Musk telah mengarahkan investasinya ke bidang pengelolaan air bersih dan sumber daya air lainnya, mengingat ketersediaan air bersih sebagai kebutuhan utama.
Bill Gates, misalnya, melalui Gates Foundation, banyak berinvestasi dalam inovasi pertanian berkelanjutan dan teknologi agrikultur yang berorientasi pada efisiensi dan ketahanan pangan global. Mark Zuckerberg pun turut menunjukkan minat melalui inisiatif dan dukungan terhadap pertanian modern yang mampu menjawab tantangan pangan di masa depan. Elon Musk tidak kalah, dengan investasi dalam teknologi pengolahan dan distribusi air yang lebih efisien, mengingat adanya masalah krisis air bersih di berbagai belahan dunia. Dukungan dari para tokoh dunia ini menegaskan bahwa sektor pertanian dan air tetap menjadi fokus utama yang tidak tergantikan oleh AI. AI memang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi aspek keberlanjutan, keragaman hayati, dan pengelolaan sumber daya alam tetap membutuhkan keterlibatan manusia yang berpengalaman dan memahami dinamika alam.
Pemerintah memiliki peran strategis untuk memperhatikan sektor pertanian, perkebunan, dan sumber daya air dengan memberikan perhatian serius dalam pengembangan sumber daya manusia, termasuk penguatan pendidikan di tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK). Pengembangan SMK bidang pertanian dan pengelolaan sumber daya air harus didukung oleh peningkatan kualitas SDM, terutama guru dan kepala sekolah, agar mampu melahirkan tenaga-tenaga siap pakai yang kompeten dan inovatif.
Saat ini, sektor pertanian menghadapi berbagai tantangan seperti kemiskinan petani, minimnya teknologi tepat guna, dan perubahan iklim yang mengancam keberlanjutan produksi. Di sisi lain, peluang besar terbuka bagi SMK dalam menyiapkan tenaga kerja terampil untuk mengelola teknologi pertanian modern dan pengelolaan sumber daya air yang efisien. Inovasi dalam agribisnis, agroindustri, dan pengelolaan air menjadi peluang untuk peningkatan ekonomi dan kemandirian bangsa.
Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan agribisnis yang luar biasa, mulai dari lahan pertanian subur, sumber air melimpah, hingga kekayaan hayati yang belum tergarap secara maksimal. Sayangnya, banyak potensi tersebut masih terkendala oleh berbagai tantangan seperti minimnya teknologi tepat guna, kurangnya akses terhadap inovasi, serta keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten dan inovatif.Tantangan utama di daerah-daerah tersebut mencakup infrastruktur yang belum memadai, rendahnya tingkat adopsi teknologi modern, serta ketidakmerataan distribusi pengetahuan dan akses pasar. Misalnya, di daerah pedesaan, petani sering kali masih menggunakan metode tradisional yang kurang efisien, sehingga produktivitas dan kualitas hasil panen belum optimal. Di sisi lain, sumber daya air yang melimpah pun sering tidak dimanfaatkan secara efektif, bahkan sering mengalami kerusakan ekosistem akibat kegiatan yang belum terintegrasi dan berbasis teknologi. Memanfaatkan kemajuan teknologi tepat guna dan AI bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi tantangan ini. Teknologi seperti sensor tanah dan cuaca, drone untuk pemantauan lahan, sistem irigasi otomatis berbasis AI, serta aplikasi berbasis data bisa membantu petani meningkatkan efisiensi dan produktivitas secara signifikan. Di bidang pengelolaan sumber daya air, teknologi-teknologi seperti sistem pengolahan air berbasis AI dan IoT memungkinkan pengelolaan yang lebih baik dalam pemantauan, distribusi, dan konservasi air.
Pengembangan kurikulum SMK juga harus mampu menjawab tantangan era ini. Proses pembelajaran dengan model Problem based Learning maupun Project Based Learning sudah harus dilaksanakan di sekolah, yang akan menekankan pada ketrampilan abad 21 , yaitu Critical Thinking (berpikir Kritis), Creativity (kreativitas), Communication (komunikasi), dan Collaboration (kolaborasi) yang sebenarnya sudah diakomodir oleh Kurikulum kita selama dengan pengembangan yang dilakukan oleh setiap kurikulum yang pernah diterapkan, seperti 6 dimensi Pelajar Pancasila pada kurikulum merdeka, maupun 8 dimensi kelulussan pada kurikulum yang akan dilaksanakan di era Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah ini, hanya belum dimaksimalkan oleh para Guru.
Selain membangun soft skill, karakter dan budaya belajar, Kurikulum SMK bidang pertanian dan pengelolaan air perlu diarahkan pada penguasaan teknologi digital dan inovatif, seperti pemanfaatan sensor, data analisis otomatis, dan penggunaan AI dalam perencanaan dan pengelolaan pertanian serta sumber daya air. Misalnya, materi pelajaran bisa mencakup pengenalan teknologi tepat guna, pengelolaan sumber daya alam berbasis data, serta inovasi dalam agribisnis dan pengelolaan air. Selain itu, penguatan kompetensi guru dan kepala sekolah sangat vital untuk mengintegrasikan teknologi tersebut secara efektif. Guru-guru perlu dibekali pelatihan terkait penggunaan teknologi digital dan AI dalam pembelajaran serta praktik lapangan agar mereka mampu mentransfer pengetahuan tersebut kepada siswa dan masyarakat.Melalui integrasi teknologi dan inovasi dalam kurikulum, SMK tak hanya mencetak tenaga kerja yang terampil, tetapi juga menjadi pusat inovasi dan solusi lokal terhadap tantangan di daerah masing-masing. Ini akan mempercepat transformasi sektor pertanian dan pengelolaan sumber daya air, menjadikannya lebih berkelanjutan, efisien, dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Kesimpulannya, potensi daerah masih sangat besar dan belum tergarap maksimal. Pemanfaatan teknologi tepat guna dan AI, didukung oleh kurikulum yang relevan dan SDM berkualitas, akan menjadi kunci utama dalam menjawab tantangan tersebut dan memastikan bahwa investasi di sektor pertanian dan air benar-benar menjadi pilar keberlanjutan bangsa di masa depan. Dengan demikian, masa depan investasi di bidang pertanian dan air merupakan pilihan yang tidak tergantikan meskipun teknologi AI terus berkembang. Kunci keberhasilan ada pada komitmen pemerintah, peran pendidikan, dan inovasi sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berkontribusi secara nyata dalam menjaga keberlanjutan pembangunan nasional. (Irene)